Subscribe Us

Khadijah binti Khuwailid: Wanita Terbaik di Surga dan Istri Setia Nabi Muhammad SAW

 

Kisah Khadijah binti Khuwailid: Istri yang Setia dan Tangguh

 

Kisah Hidup Khadijah binti Khuwailid

1. Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan

Khadijah binti Khuwailid lahir pada tahun 68 sebelum Hijriyah (555 Masehi) di Mekkah. Ia berasal dari keluarga bangsawan Quraisy, yaitu Bani Hasyim. Ayahnya bernama Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay, seorang pedagang kaya dan terpandang. Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah bin Jundub. Khadijah dididik dengan akhlak mulia dan terhormat sebagai seorang wanita. Ia tumbuh menjadi gadis yang cerdas, bijaksana, dan mandiri.

 

2. Karier sebagai Pedagang Sukses

Setelah ayahnya meninggal dalam pertempuran, Khadijah mengambil alih bisnis keluarga dan mengembangkannya menjadi sebuah kerajaan dagang. Ia memiliki kafilah unta yang menempuh perjalanan jauh ke sekitar Timur Tengah untuk berdagang barang-barang seperti sutra, rempah-rempah, perhiasan, dan lain-lain. Ia bekerja sama dengan laki-laki untuk bagi hasil barang dagangannya, karena wanita-wanita di masa itu tidak terbiasa keluar-keluar menuju tempat yang jauh. Ia juga dikenal sebagai sosok yang dermawan, karena ia sering menyantuni orang-orang miskin, yatim, dan janda. Masyarakat Quraisy menyebut Khadijah sebagai "At-Tsahirah" (wanita kaya) dan "Al-Aminah" (wanita terpercaya).

 

3. Pernikahan dengan Nabi Muhammad SAW 

Khadijah pernah menikah dua kali sebelum bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Suami pertamanya adalah Abu Hala bin Zurara, yang memberinya dua putra, yaitu Hala dan Hindun. Suami keduanya adalah Atiq bin Aidz al-Makhzumi, yang memberinya seorang putri, yaitu Hindun. Namun, kedua suaminya meninggal dunia, sehingga Khadijah menjadi janda dua kali. Ia bersumpah tidak akan menikah lagi, sampai ia mendengar kisah tentang Muhammad bin Abdullah, seorang laki-laki yang berakhlak mulia, jujur, dan terpercaya. Khadijah tertarik dengan Muhammad dan memutuskan untuk melamarnya melalui pamannya. Usianya saat itu 40 tahun, sedangkan Muhammad berusia 25 tahun. Pernikahan mereka terjadi pada tahun 595 Masehi.

Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW dan orang pertama yang menerima dakwah Islam. Ia selalu mendukung dan menenangkan suaminya ketika ia menerima wahyu pertama di Gua Hira. Ia juga mengorbankan harta bendanya untuk membela Islam dan membantu kaum Muslimin yang tertindas. Ia melahirkan enam orang anak dari Nabi Muhammad SAW, yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Ia meninggal dunia pada tahun 619 Masehi, atau tiga tahun sebelum hijrah. Nabi Muhammad SAW sangat bersedih atas kepergiannya dan menyebut tahun itu sebagai "tahun kesedihan". Ia tidak pernah menikah lagi selama Khadijah masih hidup, dan selalu mengenang kebaikan dan keutamaan Khadijah. Ia juga menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sahabat-sahabat Khadijah.

 

Keutamaan Khadijah binti Khuwailid

1. Wanita Terbaik di Surga

Khadijah binti Khuwailid adalah salah satu wanita terbaik disurga, bersama dengan Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim, dan Fatimah binti Muhammad. Ia mendapat pujian dan penghargaan dari Allah SWT dan malaikat Jibril. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:

Jibril datang kepadaku, lalu berkata: 'Wahai Muhammad, berilah kabar gembira kepada Khadijah dengan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara dan tidak ada kebisingan atau kelelahan di dalamnya.'

Hal ini menunjukkan bahwa Khadijah akan mendapatkan kenikmatan dan ketenangan di surga, sebagai balasan atas pengorbanan dan kesabaran yang ia tunjukkan di dunia.

 

2. Istri yang Setia dan Tangguh

Khadijah binti Khuwailid adalah istri yang setia dan tangguh kepada Nabi Muhammad SAW. Ia selalu berada di sisi suaminya dalam suka dan duka, dalam kaya dan miskin, dalam kemuliaan dan penghinaan. Ia tidak pernah meragukan atau menentang risalah yang dibawa oleh suaminya, bahkan ia menjadi orang pertama yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ia juga memberikan dukungan moral, finansial, dan psikologis kepada suaminya dalam menghadapi tantangan-tantangan dakwah. Ia tidak pernah mengeluh atau menyesal atas apa yang ia alami bersama suaminya, seperti boikot sosial, pengusiran, ancaman, dan peperangan. Ia rela meninggalkan kemewahan dunia untuk menegakkan agama Allah SWT.

 

3. Ibu dari Ahlul Bait

Khadijah binti Khuwailid adalah ibu dari Ahlul Bait, yaitu keluarga Nabi Muhammad SAW yang terdiri dari istrinya, anak-anaknya, cucu-cucunya, dan kerabat-kerabatnya yang dekat. Ia melahirkan enam orang anak dari Nabi Muhammad SAW, yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah. Empat orang anak perempuannya menikah dengan para sahabat Nabi yang terkemuka, seperti Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abu al-As bin Rabi', dan Umar bin Khattab. Anak perempuannya yang bungsu, Fatimah, adalah wanita terbaik di dunia setelah ibunya. Dari Fatimah lahirlah Hasan dan Husain, cucu-cucu Nabi yang disayangi olehnya. Khadijah juga menjadi nenek moyang dari para imam Syiah yang dihormati oleh umat Islam.

 

FAQ

Q: Apa saja sumber-sumber sejarah tentang kisah Khadijah binti Khuwailid?

A: Sumber-sumber sejarah tentang kisah Khadijah binti Khuwailid antara lain adalah kitab-kitab sirah (biografi) Nabi Muhammad SAW, seperti Sirah Ibnu Hisyam, Sirah Ibnu Ishaq, Sirah al-Halabiyyah, dan lain-lain. Selain itu, ada juga kitab-kitab hadis (perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW) yang meriwayatkan tentang keutamaan dan kedudukan Khadijah, seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-Tirmidzi, dan lain-lain. Selain itu, ada juga kitab-kitab tarikh (sejarah) Islam yang mencatat tentang peran dan pengaruh Khadijah dalam perkembangan Islam, seperti Tarikh al-Tabari, Tarikh al-Kamil, Tarikh Ibnu Khaldun, dan lain-lain.

Q: Apa saja pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Khadijah binti Khuwailid?

A: Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Khadijah binti Khuwailid antara lain adalah:

  • Menjadi wanita yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, serta mengikuti ajaran Islam dengan sebaik-baiknya.
  • Menjadi istri yang setia dan tangguh kepada suami, serta mendukung suami dalam berdakwah dan berjihad di jalan Allah SWT.
  • Menjadi ibu yang baik dan teladan bagi anak-anak, serta mendidik mereka dengan ilmu dan akhlak yang mulia.
  • Menjadi wanita yang sukses dalam karier dan bisnis, serta menggunakan harta bendanya untuk kebaikan dan kemaslahatan umat.
  • Menjadi wanita yang dermawan dan peduli terhadap orang-orang miskin, yatim, janda, dan kaum dhuafa.
  • Menjadi wanita yang berakhlak mulia dan terhormat di mata Allah SWT dan manusia.

 

Kesimpulan

Kisah Khadijah binti Khuwailid adalah kisah yang menginspirasi kita semua. Ia adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW yang berperan penting dalam kelahiran Islam. Ia adalah wanita terbaik di surga bersama dengan Maryam, Asiyah, dan Fatimah. Ia adalah istri yang setia dan tangguh kepada suaminya dalam suka dan duka. Ia adalah ibu dari Ahlul Bait yang melahirkan anak-anak mulia dari Nabi Muhammad SAW. Ia adalah wanita yang sukses dalam karier dan bisnis, serta dermawan dalam bersedekah. Ia adalah wanita yang berakhlak mulia dan terhormat di mata Allah SWT dan manusia. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Khadijah binti Khuwailid dan meneladani sifat-sifatnya yang luhur. Aamiin.


My Profile:

Salam! Saya Riesty, seorang penulis konten kreatif dengan fokus pada bidang keahlian CEO (Content, Experience, Optimization). Saya memiliki passion yang mendalam dalam menghasilkan materi konten yang informatif, inspiratif, dan berkualitas tinggi. Dengan latar belakang dalam industri ini, saya memahami pentingnya menghubungkan pengalaman pengguna yang luar biasa dengan optimalisasi konten yang cerdas.

Sebagai seorang penulis, saya percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk menginspirasi, mengedukasi, dan menghubungkan. Saya senang berkolaborasi dengan klien untuk menciptakan konten yang tidak hanya menggugah rasa ingin tahu, tetapi juga memiliki dampak positif bagi audiens. Keahlian saya dalam bidang CEO memungkinkan saya untuk merangkul pendekatan yang holistik dalam strategi konten, dengan menggabungkan pengalaman, keahlian, kewenangan, dan kepercayaan.


 

Postingan Lainnya

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel