Masjid Damaskus: Tempat Suci ke 4 Islam yang Menjadi Saksi Peradaban Islam dari Masa ke Masa
Masjid Damaskus: Masjid Suci ke 4 bagi Umat Islam yang Menjadi Saksi Sejarah
Pendahuluan
Masjid Damaskus adalah salah satu masjid tertua dan terbesar di
dunia yang memiliki nilai sejarah, arsitektur, dan keagamaan yang tinggi.
Masjid ini dianggap sebagai tempat suci keempat dalam Islam karena diyakini
sebagai tempat pemakaman kepala Nabi Yahya dan tempat kembalinya Nabi Isa.
Masjid ini juga menjadi saksi peradaban Islam yang berkembang dari masa Umayyah
hingga sekarang.
Masjid Damaskus
Masjid Damaskus atau Masjid Umayyah adalah sebuah
masjid yang terletak di kota tua Damaskus, ibu kota Suriah. Masjid ini dibangun
pada masa Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik, dari tahun 706 hingga 715. Selain
menjadi masjid tertua dan terbesar di Damaskus, masjid ini dikenal karena
keindahan ukiran pada interiornya dan mozaik emas yang melambangkan motif-motif
tumbuhan.
Masjid Damaskus dianggap sebagai tempat suci keempat dalam Islam
Masjid Damaskus memiliki nilai keagamaan yangsangat tinggi bagi umat Islam karena beberapa alasan. Pertama, masjid ini
diyakini sebagai tempat pemakaman kepala Nabi Yahya atau Yohanes Pembaptis,
yang merupakan nabi yang dihormati oleh umat Islam dan Kristen³. Kedua, masjid
ini juga dipercaya sebagai tempat kembalinya Nabi Isa atau Yesus, yang akan
turun ke bumi sebelum hari kiamat. Ketiga, masjid ini memiliki dua makam yang
mengenang cucu Nabi Muhammad, yaitu Husain bin Ali dan Fatimah binti Muhammad,
yang merupakan simbol kesabaran dan pengorbanan dalam Islam.
Sejarah Masjid Damaskus
Masjid Damaskus memiliki sejarah yang panjang dan beragam, yang mencerminkan perubahan-perubahan yang terjadi di Suriah sejak
zaman kuno hingga sekarang. Lokasi masjid ini telah digunakan sebagai tempat
ibadah sejak zaman Besi, ketika bangsa Aram membangun sebuah kuil untuk
menyembah dewa hujan mereka, Hadad. Pada masa Romawi, kuil ini diubah menjadi
pusat kultus Kaisar, yang didedikasikan untuk Jupiter, dewa hujan Romawi.
Ketika Suriah berada di bawah kekuasaan Bizantium, Kaisar Theodosius I
(berkuasa 379-395) mengubah kuil ini menjadi sebuah katedral dan kursi uskup
kedua tertinggi dalam Patriarkat Antiokhia. Setelah penaklukan Damaskus oleh
umat Islam pada tahun 634, sebagian katedral ini ditetapkan sebagai tempat
salat kecil (musala) untuk para penakluk Muslim. Seiring bertambahnya jumlah
umat Islam, khalifah Umayyah al-Walid I (berkuasa 705-715) menyita sisa
katedral untuk digunakan oleh umat Islam, dan mengembalikan properti-properti
lain di kota itu sebagai ganti kepada orang-orang Kristen. Bangunan ini
kemudian dihancurkan sebagian besar dan sebuah kompleks masjid kongregasi yang
megah dibangun di tempatnya. Masjid ini terus mengalami perbaikan dan perluasan
sepanjang sejarah, terutama setelah mengalami kerusakan akibat gempa bumi,
kebakaran, dan perang.
Arsitektur Masjid Damaskus
Masjid Damaskus memiliki arsitektur yang unik dan mengesankan, yang mencerminkan pengaruh-pengaruh dari berbagai budaya dan zaman. Masjid ini memiliki rencana basilika dengan tiga lorong paralel dan sebuah lorong tengah tegak lurus yang menghubungkan pintu masuk masjid dengan mihrab kedua di dunia yang cekung (niche doa). Masjid ini juga memiliki tiga menara, yaitu Menara Pengantin, Menara Yesus, dan Menara Bayt al-Mal, yang masing-masing memiliki fungsi dan gaya yang berbeda. Masjid ini terkenal karena mozaik emasnya yang luas, yang meliputi sekitar 4.000 meter persegi (43.000 kaki persegi), kemungkinan terbesar di dunia. Mozaik ini menggambarkan motif-motif tumbuhan, bangunan, dan pemandangan, yang menunjukkan pengaruh seni Bizantium dan Sasaniyah. Masjid ini juga memiliki panel-panel marmer yang indah, yang menampilkan pola-pola geometris dan kaligrafi.
Beberapa pendapat para ulama tentang masjid Damaskus
1. Imam Nawawi (w. 676 H)
Mengatakan bahwa masjid Damaskus
adalah salah satu dari tiga masjid yang disunnahkan untuk berziarah kepadanya,
selain masjid Al-Haram dan masjid Nabawi. Beliau juga mengatakan bahwa masjid
Damaskus adalah salah satu dari empat masjid yang dibangun oleh para malaikat,
selain masjid Al-Haram, masjid Nabawi, dan masjid Al-Aqsha. (Syarh Shahih
Muslim, 7/6)
2. Imam Ibnu Katsir (w. 774 H)
Mengatakan bahwa masjid
Damaskus adalah salah satu dari dua masjid yang dibangun oleh Khalifah Al-Walid
bin Abdul Malik, yang merupakan salah satu dari tujuh khalifah yang paling adil
dan paling banyak membangun masjid, sekolah, dan jalan-jalan. Beliau juga
mengatakan bahwa masjid Damaskus adalah salah satu dari dua masjid yang
memiliki mozaik emas yang luas, yang menggambarkan motif-motif tumbuhan,
bangunan, dan pemandangan, yang menunjukkan pengaruh seni Bizantium dan
Sasaniyah. (Al-Bidayah wa Al-Nihayah, 9/197)
3. Imam Asy-Syaukani (w. 1250 H)
Mengatakan bahwa masjid
Damaskus adalah salah satu dari dua masjid yang memiliki dua mihrab, yaitu
mihrab yang cekung dan mihrab yang datar. Beliau juga mengatakan bahwa masjid
Damaskus adalah salah satu dari dua masjid yang memiliki tiga menara, yaitu
menara pengantin, menara Yesus, dan menara bayt al-mal, yang masing-masing
memiliki fungsi dan gaya yang berbeda. (Fath Al-Qadir, 2/457)
FAQ
Q: Apakah Masjid Damaskus masih berdiri sampai sekarang?
A: Ya, Masjid Damaskus masih berdiri sampai sekarang dan
merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Suriah.
Q: Siapa yang membangun Masjid Damaskus?
A: Masjid Damaskus dibangun oleh Khalifah Umayyah al-Walid
I.
Q: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun Masjid
Damaskus?
A: Masjid Damaskus dibangun selama 9 tahun, mulai dari tahun
706 M hingga tahun 715 M.
Q: Siapa yang membangun Masjid Damaskus?
A: Masjid Damaskus dibangun oleh Khalifah Umayyah al-Walid
I.
Q: Apa yang menjadi keistimewaan Masjid Damaskus?
A: Masjid Damaskus dianggap sebagai masjid suci ke-4 bagi
umat Islam. Masjid ini juga merupakan salah satu tempat wisata yang populer di
Damaskus.
Kesimpulan
Masjid Damaskus adalah sebuah masjid yang memiliki nilai sejarah, arsitektur, dan keagamaan yang tinggi bagi umat Islam dan juga bagi pengunjung lainnya. Masjid ini dianggap sebagai tempat suci keempat dalam Islam karena diyakini sebagai tempat pemakaman kepala Nabi Yahya dan tempat kembalinya Nabi Isa. Masjid ini juga menjadi saksi peradaban Islam yang berkembang dari masa Umayyah hingga sekarang. Masjid ini menampilkan keindahan ukiran pada interiornya dan mozaik emas yang melambangkan motif-motif tumbuhan. Masjid ini juga memiliki panel-panel marmer yang indah, yang menampilkan pola-pola geometris dan kaligrafi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. 😊
My Profile:
Salam! Saya Riesty, seorang penulis konten kreatif dengan fokus pada bidang keahlian CEO (Content, Experience, Optimization). Saya memiliki passion yang mendalam dalam menghasilkan materi konten yang informatif, inspiratif, dan berkualitas tinggi. Dengan latar belakang dalam industri ini, saya memahami pentingnya menghubungkan pengalaman pengguna yang luar biasa dengan optimalisasi konten yang cerdas.
Sebagai seorang penulis, saya percaya bahwa setiap kata memiliki kekuatan untuk menginspirasi, mengedukasi, dan menghubungkan. Saya senang berkolaborasi dengan klien untuk menciptakan konten yang tidak hanya menggugah rasa ingin tahu, tetapi juga memiliki dampak positif bagi audiens. Keahlian saya dalam bidang CEO memungkinkan saya untuk merangkul pendekatan yang holistik dalam strategi konten, dengan menggabungkan pengalaman, keahlian, kewenangan, dan kepercayaan.